Hanya karena tidak dibelikan ponsel, remaja Ponorogo tega membakar rumah orang tuanya.
Perbuatan durhaka ini viral di media sosial.
Peristiwa ini terjadi di Dusun Krajan, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Ponorogo.
Peristiwa ini menyita perhatian para netizen.
Beberapa foto dan cerita peristiwa itu dibagikan sejumlah netizen di Facebook.
Misalnya, akun Facebook Ansoriagus Winarto.
Dia membagikan informasi pembakaran rumah orang tua oleh anak kandungnya sendiri di grup Facebook, Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP).
Postingannya mendapat banyak tanggapan dari nitizen.
Mayoritas nitizen mengkutuk ulah Agung yang tega membakar rumah orang tuanya gara-gara tidak dibelikan ponsel.
“Cilik digedekne loro ae di gendong, di obatne, gede ra bantu wong tuo malah gae nelongso wong tuo. Sokoer saiki turu neng omah tembok. Anak kok durhaka.
(Kecil dibesarkan lalu kalau sakit saja di gendong untuk diobatkan. Setelah besar tidak bantu orang tua malah membuat susah. Sekarang rasakan tidur di penjara. Anak kok durhaka),” tulis Desta Azza mengomentari postingan Winarto.
Ada juga netizen yang mendoakan agar anak tersebut segera bertaubat dan mendoakan agar orang tua remaja itu tabah dan sabar.
“Semoga anaknya segera tobat, dan orang tuanya tabah dan sabar,” tulis Chana Indra.
Kapolsek Jambon, AKP Djoko Winarto mengakui adanya pembakaran rumah milik petani yang dilakukan anak kandung tersebut.
“Motifnya adalah anaknya minta ponsel. Karena belum dibelikan, anak tersebut marah sehingga membakar rumah milik orang tuanya sendiri,” ujar Djoko kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (19/5/2018).
Peristiwa itu bermula saat remaja berinisial Ag (16) minta dibelikan ponsel kepada ayah kandungnya yang bernama Gumbrek (50).
Karena belum punya uang, Gumbrek meminta Ag bersabar.
Gumbrek berjanji akan memebelikan ponsel setelah Lebaran.
Namun, Ag marah tidak sabar menunggu sampai Lebaran.
Ag lalu melampiaskan kemarahannya dengan membakar rumah milik orangtuanya tersebut.
Anak yang dikenal memiliki perangai tidak baik ini membakar rumahnya dengan kayu bakar.
Dia mulai membakar dari dapur di belakang rumah.
Api langsung merambat ke bagian tengah rumah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tragis tersebut.
Ayah, nenek, dan saudara pelaku selamat dari amukan api.
“Ibu kandung pelaku sedang bekerja di Surabaya,” tandas Djoko.
Api cepat merembet ke rumah Gumbrek yang mayoritas terbuat dari kayu.
Api berhasil dipadamkan warga bersama polisi dan TNI setempat.
“Kerugian material diatas Rp 78 juta,” kata Djoko.
Djoko menambahkan Ag pernah mengancam akan membunuh orang tuanya jika tidak dibelikan motor.
Perkara pengancaman itu sempat berujung ke kantor polisi.
Saat itu Ag diminta membuat pernyataan untuk berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.
“Setelah membuat pernyataan itu, tak berapa lama kemudian orang tuanya membelikan motor,” jelas Djoko.
Tak hanya mengancam orang tua.
Ag juga pernah terlibat pertengkaran dengan dengan pemuda setempat.
Pertengkaran itu dipicu karena Ag mengemudi motor ugal-ugalan di jalan di dalam kampung.
Masalah itu juga diselesaikan di kantor Polisi.
“Terhadap peristiwa pembakaran, kami limpahkan kasusnya ke PPA Polres Ponorogo,” imbuhnya.
baca sumber
Perbuatan durhaka ini viral di media sosial.
Peristiwa ini terjadi di Dusun Krajan, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Ponorogo.
Peristiwa ini menyita perhatian para netizen.
Beberapa foto dan cerita peristiwa itu dibagikan sejumlah netizen di Facebook.
Misalnya, akun Facebook Ansoriagus Winarto.
Dia membagikan informasi pembakaran rumah orang tua oleh anak kandungnya sendiri di grup Facebook, Info Cegatan Wilayah Ponorogo (ICWP).
Postingannya mendapat banyak tanggapan dari nitizen.
Mayoritas nitizen mengkutuk ulah Agung yang tega membakar rumah orang tuanya gara-gara tidak dibelikan ponsel.
“Cilik digedekne loro ae di gendong, di obatne, gede ra bantu wong tuo malah gae nelongso wong tuo. Sokoer saiki turu neng omah tembok. Anak kok durhaka.
(Kecil dibesarkan lalu kalau sakit saja di gendong untuk diobatkan. Setelah besar tidak bantu orang tua malah membuat susah. Sekarang rasakan tidur di penjara. Anak kok durhaka),” tulis Desta Azza mengomentari postingan Winarto.
Ada juga netizen yang mendoakan agar anak tersebut segera bertaubat dan mendoakan agar orang tua remaja itu tabah dan sabar.
“Semoga anaknya segera tobat, dan orang tuanya tabah dan sabar,” tulis Chana Indra.
Kapolsek Jambon, AKP Djoko Winarto mengakui adanya pembakaran rumah milik petani yang dilakukan anak kandung tersebut.
“Motifnya adalah anaknya minta ponsel. Karena belum dibelikan, anak tersebut marah sehingga membakar rumah milik orang tuanya sendiri,” ujar Djoko kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (19/5/2018).
Peristiwa itu bermula saat remaja berinisial Ag (16) minta dibelikan ponsel kepada ayah kandungnya yang bernama Gumbrek (50).
Karena belum punya uang, Gumbrek meminta Ag bersabar.
Gumbrek berjanji akan memebelikan ponsel setelah Lebaran.
Namun, Ag marah tidak sabar menunggu sampai Lebaran.
Ag lalu melampiaskan kemarahannya dengan membakar rumah milik orangtuanya tersebut.
Anak yang dikenal memiliki perangai tidak baik ini membakar rumahnya dengan kayu bakar.
Dia mulai membakar dari dapur di belakang rumah.
Api langsung merambat ke bagian tengah rumah.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tragis tersebut.
Ayah, nenek, dan saudara pelaku selamat dari amukan api.
“Ibu kandung pelaku sedang bekerja di Surabaya,” tandas Djoko.
Api cepat merembet ke rumah Gumbrek yang mayoritas terbuat dari kayu.
Api berhasil dipadamkan warga bersama polisi dan TNI setempat.
“Kerugian material diatas Rp 78 juta,” kata Djoko.
Djoko menambahkan Ag pernah mengancam akan membunuh orang tuanya jika tidak dibelikan motor.
Perkara pengancaman itu sempat berujung ke kantor polisi.
Saat itu Ag diminta membuat pernyataan untuk berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.
“Setelah membuat pernyataan itu, tak berapa lama kemudian orang tuanya membelikan motor,” jelas Djoko.
Tak hanya mengancam orang tua.
Ag juga pernah terlibat pertengkaran dengan dengan pemuda setempat.
Pertengkaran itu dipicu karena Ag mengemudi motor ugal-ugalan di jalan di dalam kampung.
Masalah itu juga diselesaikan di kantor Polisi.
“Terhadap peristiwa pembakaran, kami limpahkan kasusnya ke PPA Polres Ponorogo,” imbuhnya.
baca sumber
HALAMAN SELANJUTNYA: